Nilai yang dimiliki oleh masyarakat disebut
dengan nilai sosial. Setiap masyarakat memiliki nilai sosial sebagai ciri
identitas masyarakat tersebut. Nilai tersebut dianut, diyakini kebenarannya
serta dijunjung tinggi keberadaannya. Dalam pandangan sosiologi, nilai dianggap
sebagai bagian dari sistem sosial masyarakat.
Pengertian
nilai tidak ada batasannya karena nilai itu sendiri bersifat abstrak dan hanya
bisa difahami oleh orang atau masyarakat yang menganut dan mengamalkan nilai
sosial. Namun demikian, dari dua pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan
bahwa nilai sosial adalah Penghargaan yang diberikan masyarakat kepada sesuatu
yang dianggap benar, baik luhur dan penting yang berguna secara nyata bagi
menjaga kelangsungan hidup masyarakat.
![]() |
Basuki Zulkurnain/ Angkatan 2009 |
Nilai sosial adalah segala sesuatu
yang dianggap baik dan benar, yang diidam-idamkan masyarakat. Agar nilai-nilai
sosial itu dapat tercipta dalam masyarakat, maka perlu diciptakan norma sosial dengan
sanksi-sanksi sosial. Nilai sosial merupakan penghargaan yang diberikan
masyarakat kepada segala sesuatu yang baik, penting, luhur, pantas, dan
mempunyai daya guna fungsional bagi perkembangan dan kebaikan hidup bersama.
Berikut
ini definisi nilai sosial menurut pendapat para ahli.
1.
Alvin L. Bertrand. Nilai adalah suatu kesadaran yang disertai emosi yang
relatif lama hilangnya terhadap suatu objek, gagasan, atau orang.
2. Robin Williams. Nilai sosial adalah hal yang
menyangkut kesejahteraan bersama melalui konsensus yang efektif di antara
mereka, sehingga nilai-nilai sosial dijunjung tinggi oleh banyak orang.
3.
Young. Nilai sosial adalah asumsi-asumsi yang abstrak dan sering tidak disadari
tentang apa yang benar dan apa yang penting.
4. Clyde Kluckhohn. Dalam bukunya ‘Culture and
Behavior’, Kluckhohn menyatakan bahwa yang dimaksud dengan nilai bukanlah
keinginan, tetapi apa yang diinginkan. Artinya nilai bukan hanya diharapkan,
tetapi diusahakan sebagai suatu yang pantas dan benar bagi diri sendiri dan
orang lain.
5.
Woods. Nilai sosial adalah petunjuk-petunjuk umum yang telah berlangsung lama,
yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.
6. Koentjaraningrat. Suatu sistem nilai budaya
biasanya berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia.
7.
Notonagoro. Nilai dibedakan atas nilai material, vital, dan kerohanian. 1)
Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia. 2)
Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat
mengadakan kegiatan atau aktivitasnya. 3) Nilai kerohanian, yaitu segala
sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Nilai kerohanian dapat dibedakan atas
nilai-nilai berikut ini; a) Nilai kebenaran atau kenyataan yang bersumber pada
unsur akal manusia (rasio, budi, cipta). b) Nilai keindahan yang bersumber pada
unsur rasa manusia (perasaan, estetis). c) Nilai kebaikan atau nilai moral yang
bersumber pada unsur kehendak atau keamanan (karsa, etika). d) Nilai religius
yang merupakan nilai ketuhanan serta kerohanian yang tertinggi dan mutlak.
Nilai religius ini bersumber pada kepercayaan atau keyakinan manusia .
Agar dapat memudahkan kita memahami tentang
nilai sosial, maka dibawah terdapat ciri-ciri yang menunjuk pada pengertian
nilai sosial. Nilai sosial memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Nilai tercipta secara sosial bukan secara
biologis ataupun bawaan lahir.
2.
Nilai berlangsung secara terus menerus dari generasi ke generasi melalui
berbagai macam proses sosial, seperti interaksi, difusi, akulturasi dan kontak
sosial.
3.
Nilai memberikan pengaruh yang berbeda-beda terhadap orang perorangan dan
masyarakat.
4. Nilai
melibatkan emosi dan perasaan.
http://anaajat.blogspot.com/2012/08/pengertian-nilai-dan-nilai-sosial.html
Saya
tertarik dengan bagaimana caranya untuk mendapatkan nilai sosial dengan nilai
berlangsung secra terus menerus dari generasi ke generasi melalui berbagai
macam proses sosial, seperti interaksi, difusi, akulturasi dan kontak sosial
dan Nilai melibatkan emosi dan perasaan.
disinilah
saya mecoba menggambungkan bagai mana anak usia dini , lebih spesifik anak
Sekolah dasar mencari nilai-nilai sosial dalam bermasyarakat. Namun hal ini
perlu digaris bawahi karena anak kecil selalu menelan mentah-mentah apa yang ia
dapat kan, jadi mereka perlu lah bimbingan orang tua tentunya. Dan berikut ini
adalah se jumblah pengertian bagaimana itu sastra anak yang saya referensi di
http://elvin233.blogspot.com/2012/05/pengertian-dan-manfaat-sastra-anaksd.html
Sastra anak adalah sastra yang menglisahkan
dunia anak (fantasi-bermain) dan bersifat “ ke-masakini-an”.
Tingkat
menggemari, yang ditandai oleh adanya rasa tertarik kepada buku-buku sastra
serta keinginan membacanya dengan sungguh-sungguh, anak melakukan kegiatan
kliping sastra secara rapi, atau membuat koleksi pustaka mini tentang karya
sastra dari berbagai bentuk.
Tingkat
menikmati, yaitu mulai dapat menikmati cipta sastra karena mulai tumbuh
pengertian, anak dapat merasakan nilai estetis saat membaca puisi anak-anak,
atau mendengarakan deklamasi puisi/prosa anak-anak, atau menonton drama
anak-anak.
Tingkat
penikmatan, misalnya menikmati pembacaan/deklamasi puisi,menonton drama, mendengarkan
cerita.
Tingkat
penghargaan, misalnya memetik pesan positif dalam cerita, mengagumi suatu karya
sastra, meresapkan nilai-nilai humanistik dalam jiwa; menghayati amanat yang
terkandung dalam puisi yang dibacanya atau yang dideklamasikan.
Tingkat
pemahaman, misalnya mengemukakan berbagai pesan-pesan yang terkandung dalam
karya sastra setelah menelaah atau menganalisis unsur instrinsik-ekstrinsiknya,
baik karya puisi, prosa maupun drama anak-anak.
Tingkat
penghayatan, misalnya melakukan kegiatan mengubah bentuk karya sastra tertentu
ke dalam bentuk karya lainnya (parafrase), misalnya mengubah puisi ke dalam
bentuk prosa, mengubah prosa ke dalam bentuk drama, menafsirkan menemukan
hakikat isi karya sastra dan argumentasinya secara tepat.
Tingkat
implikasi, misalnya mengamalkan isi sastra, mendayagunakan hasil apresiasi
sasatra untuk kepentingan peningkatan harkat kehidupan (Suparman dalam Tarigan
2000)
• melatih keempat keterampilan berbahasa,
• menambah pengetahuan tentang pengalaman
hidup manusia seperti adat istiadat, agama, kebudayaan, dsb,
• membantu mengembangkan pribadi,
• membantu pembentukan watak,
• memberi kenyamanan
• meluaskan dimensi kehidupan dengan
pengalaman baru (Wardani 1981)
• mengembangkan imajinasi,
• mengembangkan pandangan kearah persoalan
kemanusiaan
• meningkatkan keterampilan membaca- menulis
yang akan diuraikan secara singkat.
jenis sastra untuk anak-anak
Secara
umum jenis sastra terbagi atas tiga bentuk, yaitu bprosa, puisi, dan drama.
Ketiga bentuk tersebut memiliki ciri dan otonomi yang berbeda. Bentuk-bentuk
tersebut dapat dibedakan berdasarkan format teks/ struktur, bahasa, dan bangun
sastranya (mode). Jenis-jenis sastra tersebut dapat digunakan sebagai materi
pembelalajaran sastra semua jenjang pendidikan. Dari bentuk-bentuk sastra
tersebut, umumnya anak-anak menyenangi hal-hal yang fantastic, pertualangan,
kepemimpian, keberanian, dan peristiwa aneh-aneh.
Untuk
puisi, Fisher dan maretta (dalam Tarigan 1995) menyatakan bahwa anak-anak
senang menggemari puisi naratif, limerick. Dan lirik khususnya berkaitan dengan
binatang dan pengalaman-pengalaman yang lazim dalam kehidupan anak. Mengingat
begitu beragamnya jenis sastra, penelitian ini hanya akan memfokuskan satu
bentuk saatra, yaitu prosa khusunya prosa fiksi untuk anak-anak sebagai materi
penelitian pembelajaran sastra di SD. Penjelasan tersebut akan diawali dari
penjelasan prosa fiksi dan penguraian jenis-jenis prosa fiksi.
1. Prosa Fiksi
Pada
dasarnya prosa fiksi mengacu pada kata yang membentuknya, yaitu kerangka dasar
pada kata ”fiksi”. Kata fiksi atau fiction di turunkan dari bahasa latin
fistio, fictun yang berarti ”membentuk, membuat, mengadakan, menciptakan”
(Webster New Collegiate Distionary dalam Tarigan, 1960). Menurut The American
College Dictionary (dalam Tarigan, 1995), istilah fiksi dapat diartikan cabang
dari sastra yang menyusun karya-karya narasi imajinatip, terutama dalam bentuk
prosa atau sesuatu yang diadakan, dibuat-buat, diimajinasikan, dan suatu cerita
yabg disusun.
Prosa
dapat diartikan sebagai bentuk cerita rekaan atau cerita yang diciptakan
berdasarkan kekuatan imajinasi pengarang untuk membangkitkan atau menghidupkan
segala sesuatu itu lebih hidup dan seolah-olah apa yang diceritakan benar-benar
terjadi dalam dunia nyata. Menurut Aminuddin (1987, istilah prosa fiksi disebut
juga karya fiksi atau prosa cerita, prosa narasi, narasi atau cerita ber plot.
Rahmanto (1986 menjelaskan bahwa cerita fiksi dapat dikatagorikan sebagai
bentuk sastra yang imajinatif. Prosa fiksi anak-anak memiliki berbagai macam
jenis. Menurut beberapa ahli sastra, jenis-jenis PFA dikategorikan
Fungsi
buku yang bergambar menurut Stewig (1980) memiliki tiga hal penting, yaitu:
• buku bergambar menyediakan bahasa
untuk anak,
• buku bergambar mempertajam wawasan
anak, dan
• buku bergambar memberikan dorongan dan
memengaruhi anak secara jelas.
2. Sastra Tradisional
Sastra
tradisional merupakan salah satu jenis sastra yang paling tua kehadiranya dalam
kancah kesastraan. Sastra tradisional umumnya berisi tentang tukang sihir,
putrid-putri cantik, dan pahlawan berani. Isi cerita sastra tardisional
dikelompokan menjadi beberapa kategori, misalnya cerita rakyat, mitologi,legenda,
fable, dongeng, perumpamaan, balada, nyanyian rakyat, dan syair-syair
kepahlawanan (Huck dkk., 1987).
3. Fiksi Realistis
fiksi
realistis (FR) adalah cerita yang ditulis secara imajinatif realistis berkenaan
dengan keseluruhan aspek hidup dan kehidupan manusia. Tema-tema umum fiksi
realistis berkisar pada masalah keluarga.
4. Fiksi Sejarah
fiksi
sejarah merupakan cerita realistis masa lalu latau latar waktunya masa lalu
dengan kisahan waktu yang berbeda (Rothlein, 1991 dan stewig, 1980).
5. Fiksi Fantasi
Istilah
fiksi fantasi identik dengan pembatasan ketidakpercayaan. Fiksi fantasi disebut
juga cerita khayal. Fiksi fantasi menggabungkan unsur-unsur yang mungkin dan
yang tidak mungkin untuk membuat hal yang tidak dapat dipercaya tampak dipercaya.
Fiksi fantasi memasukan hubungan antara bahasa dengan gambaran, membuat
benda-benda yang tidak tampak menjadi tampak, dan membuat hal-hal yang tidak
diketahui menjadi diketahui (Cullinan, 1989).
6. Fiksi Ilmu Pengetahuan
fiksi
ilmu pengetahuan adalah subbagian cerita fantasi. Pada dasarnya, fiksi ilmu
pengetahuan menekankan dasar-dasar hokum ilmiah dan kemajuan teknologi.
Bagaimana
para pembaca inilah yang hanya bisa berikan kepada anda sekalian, saya akui
materi yang saya dapatkan dengan googleing namun pemikiran yang memunculkan
judul diatas adalah saya banyak menemui masalah sosial dikalangan ank SMA, SMP,
dan SD mungkn dengan proses sastra anak ini, anaka akan responsif kita
menghadapi masalah-masalah dalam bentuk sosial.
Daftar Kutipan:
http://anaajat.blogspot.com/2012/08/pengertian-nilai-dan-nilai-sosial.html
http://elvin233.blogspot.com/2012/05/pengertian-dan-manfaat-sastra-anaksd.html